Konsep Pendidikan Bangsa Romawi

| On
April 01, 2015


Pendidikan Romawi menyediakan contoh yang baik antara konflik pendidikan liberal versus vokasional. Sebelum kedatangan Yunani, fokus pendidikan Romawi adalah menjadikan warganya menjadi warga Negara yang baik dan tentara untuk melayani negaranya. Rumah adalah pusat dari pendidikan dan orang tua bertanggung jawab atas itu. Pendidikan orang Romawi fokus pada pendidikan hukum dan 12 Tabel yang menjelaskan kewajiban warga Negara Romawi. Cerita dan lagu tentang pahlawan Romawi di masa lalu menjadi kekuatan pada pembelajaran. Apa yang ingin kita pertimbangkan untuk menjadi “keterampilan dasar” dari membaca, dan menulis dimana dipertimbangkan “embel-embel” yang tidak dibutuhkan. 

Pengaruh Yunani membawa pengembangan untuk pendidikan formal di Romawi. Sekolah dasar yang disebut Ludus pertama disusun untuk mengajar pada anak usia 6 hingga 10 tahun untuk memulai membaca, menulis, berhitung sederhana, dan 12 tabel. Kemudian diperluas karena kemungkinan banyaknya translasi dari Yunani klasik kedalam Latin selama abad pertama dan kedua sebelum masehi, untuk membentuk tata bahasa sekolah yang mana diperuntukan untuk anak berusia 10 hingga 15 tahun. Tata bahasa ini mengingatkan kita tentang konsep pendidikan “kelas menengah” yang popular saat ini, dan itu memuat elemen sekolah dasar dan sekolah menengah. Kurikulum terdiri dari pembelajaran tata bahasa yang utama (Latin dan Yunani) dan di dalam literatur. Beberapa pemikiran Plato juga diajarkan, yakni filsafat, aritmatika, geometri, astronomi, dan musik harus dimasukkan ke dalam pelajaran tata bahasa di sekolah kemudian hari. 

Bangsa Romawi menekankan hal yang ideal untuk melayani masyarakat dan Negara yang membawa perluasan yang lain dalam pendidikan formal yang dikenal sebagai sekolah retorika. Sekolah ini dibangun dengan keyakinan bahwa pendidikan yang ideal akan memproduksi orang yang memahami kewajibannya sebagai warga Negara dan siapa yang akan berbicara dengan meyakinkan tentang mereka. 

Mereka menawarkan pembelajaran dalam substansi, penyusunan, gaya, ingatan, dan hantaran dari pidato untuk anak laki-laki berusia 16-18 tahun. Termasuk perluasan dari pembelajaran tata bahasa dan literatur untuk mengembangkan “ezzelence of mind” dan “perfect orator” yang diharapkan. Banyak pendidikan sejarah yang mencari jejak “Seven Liberal Arts” dari abad pertengahan dan waktu berikutnya sekolah retorika milik Romawi, mereka menunjukkan tanda tertentu yang ideal seebagi “pendidikan liberal”.

Romawi telah mengembangkan sistem pendidikan yang baik. Tidak ada rencana yang sistematis untuk pendidikan yang didukung oleh pemerintahan. Hanya kalangan minoritas yang bisa mengenyam pendidikan, yakni dari kalangan politikus dan ekonom. Hanya anak mereka yang bisa mengenyam pendidikan di Romawi. Dekrit dari Kaisar Antonius mewajibkan semua kota untuk membayar gaji guru dengan pajak lokal, tetapi pendirian, dukungan dan kontrol sekolah harus menjadi hal yang privat didalam warga masyarakat yang memiliki kekayaan. 

Disamping banyak kekurangan, pendidikan Romawi memiliki suatu hal yang bisa diteladani dan disiapkan sebagai dasar untuk banyak hal dikemudian hari. Satu hal yang baik yang dipikirkan oleh mereka tentang pendidikan yang dipelihara hingga abad pertengahan dan peradaban masyarakat barat kemudian hari adalah kita harus memasukkan penambahan pembelajaran yang menekankan pada vokasi dan tujuan praktis. 

 
sumber:  The Secondary School Curriculum Content and Structure. 1972. Weldon Beckner, Joe D. Cornett. Texas Tech University.

Related Post:

Pendidikan pada Masa Abad Pertengahan




Be First to Post Comment !
Posting Komentar