Pendidikan pada Masa Abad Pertengahan

| On
April 01, 2015

Pembangunan ulang pendidikan formal sangat lambat setelah kejatuhan kekaisaran Romawi dan invasi orang-orang bar-bar. Gereja yang bertahan sebagai pelaksana dan agen pendidikan dan mengubah penekanan pendidikan secara keseluruhan. Setelah kontroversi panjang antara Yunani dan Romawi tentang apakah pendidikan untuk mensejahterakan orang atau mensejahterakan Negara, gereja menolak kedua pertentangan tersebut, dan membangun ide bahwa tujuan utama pendidikan adalah keselamatan. 


Kondisi menjadi memburuk setelah pendidikan Romawi ditolak dan digantikan oleh catechetical dan sekolah cathedral yang ditawarkan dari pembelajaran dalam doktrin dan moralitas Kristen, beberapa fisosofi Yunani, dan beberapa hal yang penting dari pembelajaran kependetaan. Mereka juga mendirikan bentuk pendidikan, mengajar untuk membaca dan menulis dan untuk melakukan kalkulasi sederhana. 

Beberapa biarawati merasa tidak puas terhadap elemen pendidikan dan dikembalikan pada masa klasik Romawi dan Yunani masih bisa berlaku untuk mereka, jika hanya semangat paganism yang dipakai itu adalah suatu yang salah. Bentuk dan substansi yang bernilai untuk melayani Tuhan seperti para filsuf Yunani atau Orator Romawi. Dari gerakan inilah dikenal kurikulum “Seven Liberal Arts”, dimana dibentuk dasarnya untuk pendidikan sepanjang abad pertengahan dan mempengaruhi pendidikan hingga sekarang. 

Kurikulum ini terdiri dari quadrivium (aritmatik, astronomi, geometri, dan musik) dan Trivium (tata bahasa, retorika, dan dialektika). Pemikiran Plato terdapat pada quadrivium, disamping itu trivium memiliki persamaan denga Sophist dan sekolah Romawi dari retorika program yakni menciptakan orator dan politikus yang sukses. 

Banyak hal yang menjadi tujuan pembelajaran dikurangi dan dihilangkan, karena monastic dan sekolah cathedral tidak berminat untuk mengembangkan filsuf, orator, atau negarawan. Tata bahasa fokus pada bahasa Latin. Dialektik adalah logika formal sebagian besar untuk yang bersifat klenik. Dalam quadrivium, aritmatika sesekali digunakan untuk menghitung kalender untuk menentukan hari suci. Musik yang dipelajari adalah musik gereja. Dan ilmu-ilmu yang lain digunakan untuk mempelajari sejarah, geografi, astrologi, dan lain-lain.

Beberapa sekolah hanya berfokus pada quadrivium atau trivium saja. Beberapa studi mengnenai etika dan theology namun jauh dari pemikiran dan pembelajaran pada masa Yunani Kuno. 

Pada masa pengembangan dan peraturan rasa kesatriaan yang tumbuh pada sistem feodal di abad pertengahan, hal tersebut membutuhkan perbedaan pendidikan. Tata cara perang dan keahlian perang lainnya hanya diperuntukan untuk kalangan bangsawan, tetapi beberapa generasi bangsawan tersebut perlu hidup sebagai ksatria dan seorang gadis. 

Sistem yang dikembangkan adalah, mereka belajar selama tujuh tahun di rumah, tujuh tahun berikutnya belajar pada keluarga bangsawan yang lebih tinggi, dan tujuh tahun sebagai partner bertarung raja dan mencari kebutuhan yang lainnya. 

Tipe pendidikan lain yang muncul pada setelah abad pertengahan dikarenakan kegagalan sistem pendidikan tradisional yang tidak mampu beradaptasi dengan pengembangan yang dibutuhkan.


Diantara intelektual yang ada pada abad pertengahan, mereka mengembangkan gerakan yang dikenal sebagai skolatisisme, yang datang dari sesuatu yang pokok sebagai sebuah hasil dari pencarian kembali melalui sistem sarjana umat Muslim yang ditulis oleh Ariestotle. Dia menggunakan alasan saintifik sebagai pendekatan untuk menemukan konflik kebenaran dengan menerima asumsi bahwa proses yang dilakukan gereja, semua kebenaran yang utama melalui wahyu injil.

Kontroversi terebut kemudian dikulminasikan oleh st. Thomas Aquinas, dia yang menjembatani faham antara ketuhanan/keimanan dengan sesuatu yang menjadi alasan segala sesuatu terjadi di alam. Kebangkitan kembali dari sistem pembelajaran hasil pertumbuhan Skolatisisme merupakan awal perjalanan dari Dark Ages.


sumber:  The Secondary School Curriculum Content and Structure. 1972. Weldon Beckner, Joe D. Cornett. Texas Tech University.


Related Post:

Konsep Pendidikan pada Masa Rennaissance

Be First to Post Comment !
Posting Komentar