Konsep Pendidikan dalam Pandangan Filsafat Esensialisme

| On
April 06, 2015

1) Kerangka dasar


Bagi penganut esensialisme pendidikan adalah upaya untuk memelihara kebudayaan. Education as Cultural Reservation. Mereka percaya bahwa pendidikan harus didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang sudah ada sejak awal peradaban manusia. Sebab kebudayaan tersebut telah teruji dalam segala zaman, kondisi dan sejarah. Kebudayaan demikian adalah esensia yang mampu mengemban hari kini dan masa depan umat manusia. Pendidikan adalah proses reproduksi dari apa yang terdapat dalam kehidupan sosial. Pendidikan adalah upaya persiapan hidup, bukan hidup itu sendiri. 


2) Tujuan

Pendidikan bertujuan untuk mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial dan kesejahteraan umum. Sekolah berfungsi untuk memelihara nilai-nilai yang telah turun temurun, dan menjadi penuntun penyesuaian orang (individu) kepada masyarakat. Sekolah yang baik adalah sekolah yang berpusat pada masyarakat. 


3) Materi

Materi pelajaran berkaitan dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebudayaan atau pengetahuan di masa lalu yang dianggap masih sangat penting dimiliki oleh masa sekarang. Mata pelajaran berisi ilmu pengetahuan, “agama”, dan seni, yang dipandang essensial. Pada kurikulum esensialisme, pembelajaran berpusat pada mata pelajaran. Pada kurikulum sekolah menengah, pelajaran Agama secara khusus diajarkan di dalam kelas sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia mengenai Agama apa saja yang diakui oleh Negara. Setiap sekolah wajib menyelenggarakan pembelajaran Agama, dimana Agama merupakan sebuah mata pelajaran yang berisi mengenai kepercayaan, nilai baik atau buruk yang bersifat universal dan sudah dilaksanakan secara turun-temurun. Pembelajaran Agama bersifat wajib bagi seluruh jenjang pendidikan di Indonesia termasuk salah satunya adalah pendidikan menengah. Mata pelajaran Agama diyakini sangat penting untuk membentuk karakter peserta didik. Apalagi Indonesia, walaupun bukan Negara agama tetapi Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi salah satu sila yang pertama yang menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia. Dan Ketuhanan Yang Maha Esa ini menjadi dasar seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk pendidikan. 


4) Strategi pembelajaran

Pendidikan esensialisme menyarankan agar sekolah-sekolah mempertahankan metode tradisional yang berhubungan dengan disiplin mental. Metode problem solving memang ada manfaatnya, tetapi bukan prosedur yang dapat diterapkan dalam seluruh kegiatan pembelajaran. Alasannya, bahwa kebanyakan pengetahuan bersifat abstrak dan tidak dapat dipecahkan ke dalam masalah-masalah diskrit. Selain itu, bahwa belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras, perlu menekankan disiplin. 


5) Evaluasi

Karena kurikulum yang digunakan oleh esensialist merupakan subject centered, maka evaluasi fokus pada ketercapaian pemberian materi dalam pembelajaran. Keberhasilan pendidikan bisa diukur oleh ketercapaian siswa dalam menguasai materi. Siswa yang menguasai materi bisa disimpulkan lulus dalam sebuah mata pelajaran atau suatu jenjang pendidikan. Apabila dikaitkan dengan konsep kurikulum maka kurikulum yang digunakan bersifat sistemik yang menekankan pada mastery learning. Dimana mastery learning adalah suatu konsep dimana siswa harus menguasai suatu materi atau mata pelajaran tertentu jika ingin melanjutkan pada jenjang selanjutnya. (McNeil:2006).






Syarifudin, T. & Kurniasih. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Percikan Ilmu.

Mc. Neil, John.D. 2006. Contemporary Curriculum in Thought and Action. United States of America: John Wiley & Sons, INC.


Related Post:

Konsep Filsafat Pendidikan Perenialisme

 
Be First to Post Comment !
Posting Komentar