Evaluasi dalam Pengembangan Kurikulum

| On
Maret 05, 2015




Sebuah evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pengembangan kurikulum. Evaluasi merupakan komponen yang tidak dapat terpisahkan dari kurikulum. Evaluasi penting karena merupakan sebuah komponen yang akan memberikan penilaian apakah sebuah kurikulum berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Evaluasi akan menghasilkan sebuah penilaian apakah sebuah kurikulum akan dilanjutkan atau direvisi. Evaluasi sangat penting untuk membuat sebuah keputusan terhadap kurikulum yang sedang berjalan. 

Sebagai seorang pengembang kurikulum penting sekali memahami dan mampu mengaplikasikan konsep dan pelaksanaan evaluasi baik secara mikro ataupu makro. Karena penting sekali seorang pengembang kurikulum memahami konsep evaluasi untuk memberikan penilaian dan judgement apakah kurikulum yang dilaksanakan telah mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan pendidikan yang diharapkan. 

Menurut Sukmadinata (2012), evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks, dan terus menerus untuk mengetahuiproses dan hasil pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.


Dalam buku curriculum Planning and Development, dinyatakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan suatu kurikulum. Di dalamnya terdapat tiga makna yaitu :


1. Evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui tujuan yang akan dicapai.


2. Untuk mencapai tujuan tersebut harus diperiksa hal-hal yang telah dan sedang dilakukan.


3. Evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan kriteria tertentu.


Evaluasi sebagai Moral Judgement. Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat dinilai. Kedua, evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis berdasarkan kriteria-kriteria tersebut suatu hasil dapat dinilai.


Evaluasi dan Penentuan Keputusan. Tiap pengambil keputusan dalam proses evaluasi memegang peposisi nilai yang berbeda, sesuai dengan posisinya. Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam penggunaan hasil evaluasi bagi pengambilan keputusan adalah, hasil evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak pengambil keputusan adalah sama. Masalah yang timbul adalah, hasil evaluasi tersebut belum tentu bermanfaat bagi semua fihak.


Evaluasi dan konsensus nilai. Secara historis konsesus nilai dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian, yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus, pengukuran pre test, post test dan lain-lain. Model penelitian di atas merupakan suatu social engineering atau system approach dalam pendidikan. Dalam model penelitian tersebut keseluruhan kegiatan dapat digambarkan dalam suatu flow chart yang merumuskan secara operasional input (pre test) serta output (post test).



Other Post:

Konsep Pendidikan dalam Pandangan Filsafat Esensialisme

 
Be First to Post Comment !
Posting Komentar